Hubungi Kami
Alamat Kantor Gedung Escape Building Lantai 3 kompleks Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jenderal Sudirman No.51, Jati Baru, Padang Timur, Padang Pasir, Padang Bar., Kota Padang, Sumatera Barat 25129
Email : biro.perekonomian@sumbarprov.go.id
Phone & Fax
Fax :0751-34060
Phone Numbers : 0751-34060
Tel-U 2023-07-14 11:00:44
Bagaimana prosedur atau persyaratan untuk mengakses layanan di Biro Perekonomian Provinsi Sumatera Barat? salam : Tel U
admin 2023-09-15 09:04:40
Terimakasih telah mengirim pesan kepada kami Biro Perekonomian, mohon maaf jika memang sudah terlambat kami membalas pesan Bpk/Ibu..., terkait prosedur dan pelayanan untuk mengakses layanan Biro Perekonomian bisa langsung mendatangi kantor kami di Lt.3 Gedung Escape Building Komplek Kantor Gubernur, Kami bisa memberikan layanan terkait informasi dan lainnya perihal Perekonomian Sumatera Barat dengan 3 (tiga) Bagian diantaranya : 1).Bagian Kebijakan Perekonomian; 2).Bagian BUMD dan BLUD; dan 3).Bagian SDA (Sumbar Daya Alam). Silah mengujungi langsung ke Ke kantor kami, atau atau dapat diakses terlebih dahulu beberapa informasi yg mungkin dibutuhkah di web Biro Perekonomian ini. Terima Kasih.
Bambang Prakuso 2023-06-08 23:33:10
Alfateta Literasi Indonesia
Jl. Kalibata Timur 1 No. 17 Pancoran Jakarta Selatan
www.alfateta.id
HP 081380642200 – 087775477733
email: bambangprakuso@gmail.com
-----------------------------------------------------------------
Jakarta, 8 Juni 2023
Kepada Yth.
Bapak Gubernur
Propinsi Sumatra Barat
Di Tempat
No. : 11/Ex/Gubernur/VI/2023
Perihal: SSRA untuk peningkatan kreativitas dan produktivitas aparat/masyarakat
Lampiran: Link terkait dengan penawaran.
Dengan Hormat,
Pertama saya ingin mengenalkan diri, saya Bambang Prakuso, CEO sekaligus trainer utama Alfateta Literasi Indonesia, lembaga pelatihan dan pengembangan SDM berbasis Mind Power. Salah satu materi pelatihan yang kami ingin galakkan dan sosialisasikan adalah Revolusi Mental dan SSRA (Super Speed Reading Alfateta).
Saat ini, Indonesia adalah negara yang minat dan kecepatan membacanya terendah di dunia. Ini berimplikasi pada rendahnya skor PISA (Programme for International Student Assessment) dan rendahnya mutu pendidikan Indonesia berdasarkan survey dunia. Kita masuk sebagai negara yang kreativitas dan produktivitasnya termasuk terendah di dunia. Bahkan garam dan air pun kita masih impor. Pekerja kita sulit bersaing dengan TKA. Selain dengan TKA, SDM kita harus bersaing dengan internet dan robot di era indusri 4.0/50. Mc Kensey Global Institute memprediksi 80 juta pekerjaan akan hilang dan 90 juta pekerjaan baru akan muncul. Bagaimana dengan SDM kita? Siapkah menghadapi kondisi ini?
Implikasi rendahnya minat baca dan mutu pendidikan kitakemana-mana, seperti tingginya angka kebodohan, kemiskinan, tingkat kriminalitas di Indonesia. Sampai saat ini baik pemerintah daerah dan pusat belum punya cara mengatasinya. Program yang ada masih sangat jadul dan tertinggal dengan bangsa maju di dunia. Salah satu contoh ketidakreativan kita adalah untuk mengatasi rendahnya minat baca, memperbanyak buku. Sehingga kita menjadi pemilik perpustakaan terbanyak no. 2 di dunia, tapi rakyatnya tetap paling malas baca di dunia.
Sebenarnya persoalan sulitnya kita merevolusi mental bangsa dan meningkatkan mutu SDM dan mutu pendidikan kita adalah rendahnya daya serap kita terhadap ilmu pengetahuan akibat gadet yang merajalela dan tak mungkin dibendung. Tapi jika kita mau kreatif solusinya gampang, ajarkan dan wajibkan siswa dan masyarakat serta ASN di lingkungan kita membaca buku dan bis abaca cepat. Mengapa baca cepat penting? Karena rumus meningkatkan minat baca bukan memperbanyak buku, atau membuat perpustakaan besar dan mewah, tapi meningkatkan kecepatan membaca. Semakin cepat kita membaca buku semakin tinggi minat baca, semakin lamban membaca buku, semakin rendah minat baca. Negara lain berusaha mengajarkan dan mengkompetisikan baca cepat untuk meningkatkan minat baca masyarakat mereka. Efeknya, AS kini mampu meningkatkan kecepatan membacanya 25.000 kpm dan China 100.000 kpm, sedangkan Indonesia 250 kpm. Tanpa mengajarkan baca cepat, sampai kapan pun kita tidak akan mampu meningkatkan minat baca. Rendahnya minat baca terkait dengan rendahnya mutu bangsa kita, dan sulitnya kita merevolusi mental bangsa kita. Triliunan dana dan waktu yang sangat lama yang kita kucurkan untuk membangun infrastruktur akan hancur dalam sekejap jika rakyat kita dibiarkan bodoh. Pengertian bodoh menurut UNESCO sekarang ini bukan mereka yang tidak bisa baca tulis, tapi mereka yang malas baca. Melihat dari rendahnya minat baca kita, sebenarnya bangsa kita masuk di dalamnya.
Kami tawarkan solusi
Menghadapi era industry 4.0/50 ini, seharusnya frekuensi pelatihan aparat, pelajar dan masyarakat harus jauh lebih tinggi. Setidaknya pemerintah harus mengeluarkan banyak uang untuk meningkatkan keterampilan mereka melalui pelatihan dan seminar. Tapi berapa besar biaya yang akan kita keluarkan?
Kami ingin memberikan solusi, bagaimana jika kita mengurangi biaya pelatihan tapi kita giatkan dan aktifkan aparat/masyarakat membaca. Ikutkan mereka dalam pelatihan SSRA, seperti yang dilakukan Bank Indonesia Cabang Lhokseumawe, menyertakan karyawannya dalam pelatihan SSRA, dan setiap karyawan bahkan OB wajib baca 1 buku 1 bulan dan mempresentasikannya pada karyawan lain. Bayangkan jika ada 30 staf, diwajibkan baca 1 buku yang berbeda dengan topik tentang pemerintahan misalnya, maka jika dipresentasikan kepada rekan aparat, setiap aparat sama dengan membaca 1 hari 1 buku atau 30 sebulan tanpa harus membaca. Apa yang terjadi jika pemerintah mewajibkan setiap pelajar yang ingin menikmati fasilitas dari pemerintah diwajibkan membaca sebagai test masuk, begitupun test untuk penerimaan dan peningkatan karier ASN dan apparat, kami yakin propinsi yang bapak/ibu pimpin akan menjadi yang terdepan dalam bidang SDM.
Saat ini pemerintah sedang menggiatkan kegiatan literasi di setiap kabupaten/kota melalui bunda baca yang biasanya dipegang oleh istri Bupati. Tapi sayang sekali acaranya masih hanya bersifat seremonial dan kurang kreatif, sehingga kita hanya menghabiskan dana yang besar tapi kecil manfaat.
Jika Bapak/ibu gubernur tertarik dengan program SSRA, kami menawarkan pelatihan diselenggarakan minimal 1 hari staf Pemda terutama Dinas Arsip, Perpustakaan, Dinas Pendidikan, Staf Humas, dll. Kami siap diundang Pemda 1 minggu untuk menuntaskan peningkatan minat baca di kalangan sekolah dan apparat pemerintah di propinsi bapak/ibu gubernur.
Secara pribadi mereka akan mampu membaca minimal 12 buku setahun dari 0 buku setahun, meningkatkan kecepatan membaca menjadi 500 atau 1000 kpm dari 250 kpm.. 500 kpm adalah kecepatan membaca setara dengan pembaca tercepat di dunia tahun 50 atau 60an, seperti John F.Kennedy.
Demikian penawaran kami. Silakan hubungi saya, dengan nomor di kop ini. Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.
Salam,
Bambang Prakuso, B.A, SSR, MPA
CEO Alfateta Literasi Indonesia
Lampiran:
Proposal Super Speed Reading Alfateta www.alfateta.id/ssra
admin 2023-09-15 09:31:04
Terimakasih telah mengirimkan pesan proposal Bapak, pesan ini telah kami tayangkan dan simpan serta tanggapan kami silahkan Bapak langsung bersurat fisik ke tujuan dimaksud, yang lebih berwenang biasanya akan diterima oleh Biro Umum/Biro Administrasi Pimpinan Setda Prov.Sumbar. Terimakasih, banyak maaf.